Nikmatnya Roti Buatan Warga Binaan Lapas Kerobokan, Anggota Dewan Puji Keterampilannya
Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi XIII DPR RI, saat melihat langsung proses pembuatan roti yang dibuat oleh para warga binaan di Lapas Kerobokan, Bali. Foto: Shane/vel
PARLEMENTARIA, Bali - Dalam kunjungan kerja reses ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Kerobokan, Bali, Anggota Komisi XIII DPR RI diajak melihat progress pembangunan lapas berikut ruang kesehatan dan aula barunya. Tak hanya diajak jalan-jalan, namun juga pengalaman yang tak terlupakan. Saat mengunjungi bengkel kerja, para anggota dewan juga berkesempatan menyaksikan langsung proses pembuatan roti oleh para warga binaan.
Dengan penuh antusias, anggota dewan mengamati proses pembuatan roti, yang dilakukan oleh para warga binaan. Beberapa anggota dewan pun mencicipi langsung hasil karya warga binaan. Roti buatan tangan ini ternyata memiliki cita rasa yang lezat dan tak kalah dengan produk bakery pada umumnya. “Alhamdulillah enak banget,” celetuk Dewi Asmara selaku Ketua Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi XIII ke Bali.
Tak hanya itu, Ketua Komisi XIII, Willy Aditya, terlihat sangat menikmati roti buatan warga binaan. Ia bahkan membagikan roti-roti tersebut kepada para tamu undangan dan awak media yang turut hadir dalam kunjungan kerja ini. Ia berharap keterampilan ini bisa memudahkan para warga binaan saat nanti terjun ke masyarakat. “Bagus, kita namanya pemasyarakatan kan fungsinya untuk humanisasi bukan hukuman, jadi output dan outcome-nya harus terintegrasi ke masyarakat kembali. Semoga lapas terus menjadi produktif,” ujar Willy kepada Parlementaria usai mengunjungi Lapas Kerobokan dalam rangka Kunjungan Kerja Reses Komisi XIII ke Bali, Jumat (6/12/2024).
Selain pembuatan roti, Wakil Ketua Komisi XIII Dewi Asmara juga mengapresiasi berbagai kegiatan yang ada di bengkel kerja Lapas Kerobokan. Mulai dari melukis, design grafis, hingga pembuatan kerajinan perak. Ia menilai kegiatan pemberdayaan ini sangat penting untuk terus dikembangkan agar bisa menjadi bekal warga binaan.
“Ada warga binaan dari warga negara asing Australia dan Turki juga dan mereka diberdayakan di design grafis. ini adalah proses dmana mereka juga bisa mendapat pembekalan. Sehingga nantinya pada saat lepas ke masyarakat sudah punya bekal, mempunyai tabungan, yang bisa mereka kirimkan kepada keluarganya. Di samping tentunya upaya-upaya pemberdayaan lain yakni Lapas Wanita di Kerobokan itu mengadakan kerjasama dengan STIE Satya Dharma Singarajaa sehingga mereka menjadi warga binaan mereka bisa tetap meneruskan pendidikannya,” pungkas Dewi. (syn/aha)